7 Penjelasan Aturan Tata Nama Benzena Dilengkapi Contoh
Tata Nama Benzena - Semua senyawa yang mengandung cincin benzena digolongkan sebagai senyawa turunan benzena. Penataan nama senyawa turunan benzena sama seperti pada senyawa alifatik, ada tata nama lazim/umum/trivial dan tata nama Benzena menurut IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry). Nach pada kesempatan kali ini RumusKimia.net akan coba berbagi penjelasan mengenai cara penamaan turunan benzena yang tentunya dilengkapi dengan contohnya masing-masing.
Tata Nama Benzena
Sebelum kita membahas mengenai bagaimana tata nama dari turunan benzena, terlebih dahulu kami ingatkan rumus struktur utama dari benzena berikut ini:
Rumus Struktur Benzena |
Nach berikut bagaimana aturan penamaan atau tata nama Benzena baik nama lazim/umum/trivial maupun menurut IUPAC:
Tata Nama Lazim/Umum atau Trivial dari Turunan Benzena
Berikut beberapa senyawa turunan benzena mempunyai nama yang lebih lazim digunakan:
Lihat penjelasan lebih lengkapnya mengenai Struktur Benzena dan Senyawa Turunan Benzena.
Tata Nama Turunan Benzena menurut IUPAC
1. Benzena pada umumnya dipakai sebagai induk dan gugus yang terikat disebutkan lebih dulu kemudian diikuti dengan benzena.
Contoh:
2. Untuk dua subtituen posisinya dapat diberi awalan : orto (o) untuk posisi 1 dan 2, meta (m) untuk posisi 1 dan 3 dan para (p) untuk posisi 1 dan 4.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
3. Gugus bervalensi satu yang diturunkan dari benzena disebut fenil dan gugus yang diturunkan dari toluena disebut benzil.
4. Untuk tiga substituen atau lebih, awalan orto, meta, dan para tidak diterapkan lagi, tetapi posisi substituen yang dinyatakan dengan angka, urutan prioritas penomoran adalah sebagai berikut.
– COOH, – SO3H, - CHO, – CN, – OH, – NH2, – R, – NO2, – X
Contoh:
5. Jika gugus substituen sebanyak tiga atau lebih, penataan nama menggunakan penomoran dan ditulis secara alfabet. Nomor terkecil diberikan kepada gugus fungsional (alkohol, aldehida, atau karboksilat) atau gugus dengan nomor paling kecil.
6. Tata nama trivial sering kali dipakai sebagai nama induk dari benzena. Penomoran untuk senyawa seperti ini dimulai dari gugus fungsional.
Contoh:
7. Bila cincin benzena terikat pada rantai alkana bergugus fungsi atau rantai alkana dengan 7 atom karbon atau lebih maka rantai alkana tersebut sebagai induk, sedangkan cincin benzena sebagai substituen.
Substitusi Kedua
Benzena yang telah tersubstitusi dapat mengalami substitusi kedua. Gugus (substituen) pertama dapat memengaruhi kereaktifan (laju reaksi) dan posisi substituen pada substitusi kedua.
Contoh:
1. Substitusi kedua pada anilin oleh Br2 berlangsung cepat tanpa katalis daripada benzena.
2. Substitusi kedua pada nitrobenzena harus dengan katalis, temperatur tinggi, dan waktu yang lebih lama daripada benzena.
Beberapa substituen pertama sebagai pengarah, substituen kedua pada posisi orto dan para, serta beberapa substituen pertama sebagai pengarah pada posisi meta.
Efek Substituen Pertama terhadap Substituen Kedua
Contoh:
Substituen Cl pengarah posisi orto dan para, sedangkan substituen NO2 pengarah posisi meta.
Berikut rumus strukturnya:
Baca juga materi Kimia kelas 12 lainnya seperti: Tekanan Osmotik Larutan Nonelektrolit.
Demikian penjelasan mengenai tata nama Benzena yang dapat kami bagikan pada kesempatan kali ini. Kami berharap semoga penjelasan yang kami bagikan di atas dapat dimengerti oleh sahabat dan menjadi salah satu referensi yang baik bagi kita semua. Namun jika terdapat kekeliruan dalam penjelasan di atas, jangan sungkan untuk memberikan saran kepada kami. Terima kasih.