Tata Tertib Bekerja di Laboratorium Kimia Lengkap | Kurikulum Merdeka Belajar 2022
Tata Tertib Bekerja di Laboratorium Kimia – Sahabat RumusKimia.net, kali ini kami akan berbagi materi kimia kelas 10 yang telah terintegrasi dengan kurikulum merdeka belajar yaitu khusus membahas tentang bagaimana tata tertib keselamatan kerja dan cara bekerja di Laboratorium Kimia.
Biasanya rata-rata sekolah memiliki Laboratorium yang hanya terdiri dari satu unit saja, namun digunakan secara terjadwal dan bergantian. Pertanyaanya apakah sama prosedur dan keselamatan kerja antara penggunaan untuk belajar Kimia, Biologi dan Fisika?
Pada dasarnya menurut penulis tidak jauh berbeda, namun ada beberapa pemahaman yang sangat penting yang perlu menjadi edukasi bagi setiap peserta didik dan pendidik sebelum belajar dan bekerja di laboratorium kimia. Mengapa demikian karena alat dan bahan yang hendak dan sering akan digunakan dalam praktikum kimia lebih cenderung membutuhkan perhatian lebih dibandingkan dengan prkatikum Biologi maupun Fisika.
Tata Tertib Bekerja di Laboratorium Kimia |
Akan tetapi perhatian yang lebih dan edukasi yang baik dalam praktikum apapun yang dikerjakan di laboratorium tentunya akan lebih bagus lagi.
Tata Tertib Bekerja di Laboratorium Kimia
Belajar kimia pada dasarnya menerapkan metode ilmiah, yaitu dalam hal melakukan pengamatan (observasi), mengolah untuk memperoleh data, dan melakukan eksperimen di laboratorium atau praktikum.
Bekerja di laboratorium kimia harus mengikuti aturan-aturan atau prosedur yang benar karena apabila tidak dilakukan dengan prosedur yang benar akan didapat data pengamatan yang tidak tepat dan bahkan dapat membahayakan keselamatan.
Laboratorium adalah suatu tempat bagi seorang praktikan untuk melakukan percobaan. Praktikan adalah orang yang melakukan percobaan atau praktikum. Di dalam laboratorium kimia terdapat alat dan bahan kimia yang memerlukan perlakuan secara khusus.
Alat-alat di Laboratorium Kimia
Berikut adalah alat-alat yang sering digunakan untuk praktikum di laboratorium kimia.
Alat-alat di Laboratorium Kimia |
1. Gelas kimia (Beaker glass)
Terdapat beberapa jenis ukuran: 50 mL, 100 mL, 200 mL, 500 mL, dan 1.000 mL.
Kegunaan:
- Untuk menyiapkan larutan yang akan digunakan.
- Untuk tempat mereaksikan zat dalam volume yang banyak.
- Untuk melarutkan zat padat ke dalam air dalam proses pembuatan larutan.
2. Labu erlenmeyer
Terdapat beberapa jenis ukuran: 50 mL, 100 mL, 200 mL, dan 500 mL.
Kegunaan:
- Untuk wadah (menyimpan) larutan yang akan digunakan.
- Untuk mereaksikan larutan.
- Untuk melakukan titrasi.
3. Silinder ukur (Gelas ukur)
Terdapat beberapa jenis ukuran: 10 mL, 25 mL, 50 mL, dan 100 mL.
Kegunaan:
- Alat pengukur volume cairan.
4. Pipet gondok/pipet volumetri
Terdapat beberapa jenis ukuran: 10 mL, 25 mL, 50 mL, dan 100 mL.
Kegunaan:
- Pipet gondok digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai ukuran pipet gondok.
- Pipet volumetri digunakan untuk mengambil cairan dengan volume tertentu dengan ketelitian lebih tinggi.
5. Labu ukur (Labu takar)
- Ukurannya 10 mL, 25 mL, 50 mL, 100 mL, 500 mL, dan 1.000 mL.
- Hanya untuk mengukur sesuai dengan ukuran yang tertera pada alat.
Kegunaan:
- Untuk mengukur volume cairan dengan teliti.
- Untuk membuat larutan dengan volume tertentu dan ketelitian tinggi.
6. Tabung reaksi dan rak tabung reaksi
Ukuran kecil, sedang, dan besar. Harus ditempatkan pada rak tabung reaksi.
Kegunaan:
- Tabung reaksi digunakan untuk tempat mereaksikan zat dalam jumlah sedikit.
- Rak tabung reaksi digunakan untuk menempatkan tabung reaksi.
7. Penjepit tabung reaksi
Ada yang terbuat dari kayu atau logam.
Kegunaan:
- Untuk menjepit tabung saat pemanasan.
8. Lampu spiritus
Untuk mematikan api tidak perlu ditiup, tetapi cukup ditutup dengan penutup sumbunya.
Kegunaan:
- Sebagai alat untuk pemanas dengan bahan bakar spiritus.
9. Corong
Apabila digunakan sebagai alat penyaring harus disertai dengan kertas saring.
Kegunaan:
- Alat bantu untuk menuang cairan dari wadah yang bermulut lebar ke wadah yang bermulut kecil.
- Alat untuk menyaring dan memisahkan endapan dari cairannya.
10. Kaki tiga (tripod)
Hati-hati, debu kasa asbes tidak baik untuk kesehatan.
Kegunaan:
- Dipasang di atas lampu spiritus sebagai penyangga wadah yang berisi cairan yang dipanaskan. Harus dilengkapi dengan kasa asbes.
11. Botol reagen dan botol semprot
- Fungsi botol semprot tergantung pada isinya.
- Bila berisi larutan pencuci fungsinya untuk mencuci, bila isinya akuades bisa untuk membilas atau menambahkan akuades.
Kegunaan:
- Botol reagen merupakan tempat untuk menyimpan larutan atau zat cair.
- Botol semprot berisi air suling (akuades) yang digunakan untuk mencuci, menyemprot, dan menambah akuades dalam jumlah sedikit.
12. Lumpang porselen
Hati-hati jangan terlalu keras bila menggerus zat padat karena alunya mudah patah.
Kegunaan:
- Untuk menghaluskan (menggerus) zat padat.
13. Neraca Ohauss
Zat yang ditimbang harus diletakkan pada kaca arloji atau gelas kimia, tidak boleh diletakkan secara langsung.
Kegunaan:
- Untuk menimbang zat.
14. Gelas arloji
Kegunaan:
- Untuk wadah zat padat yang akan ditimbang dengan menggunakan neraca.
Bahan-bahan Kimia di Laboratorium Kimia
Selain alat-alat dalam laboratorium, tersedia juga bahan-bahan kimia yang berupa zat padat, zat cair, atau larutan. Zat-zat tersebut ditempatkan dan disimpan dalam wadah khusus dan harus diperlakukan dengan cara yang khusus pula. Ada zat yang harus disimpan dalam botol gelap karena jika terkena cahaya matahari akan rusak.
Larutan ada yang berupa larutan encer dengan kadar yang tertera pada labelnya, dan ada larutan yang sangat pekat. Beberapa larutan pekat sangat berbahaya, misalnya larutan asam sulfat pekat, asam klorida pekat, amonia pekat, asam asetat pekat, dan asam nitrat pekat.
Bahan kimia berdasarkan sifatnya dikelompokkan menjadi beberapa jenis, seperti berikut ini:
Bahan-bahan Kimia di Laboratorium Kimia |
1. Mudah meledak (explosive)
Contohnya: Amonium nitrat, kalium klorat
2. Pengoksidasi (oxidizing)
Contohnya: Asam sulfat, asam nitrat
3. Karsinogenik (carcinogenic: memicu timbulnya sel kanker)
Contohnya: Benzena, asbes, vinil klorida
4. Mudah terbakar (flammable)
Contohnya: Etil eter, propana, alkohol
5. Beracun (toxic)
Contohnya: Merkuri, kalium sianida, timbel oksida
6. Korosif (corrosive)
Contohnya: Asam asetat, asam klorida, aluminium klorida
7. Menyebabkan iritasi (irritant)
Contohnya: Amonia, narium hidroksida, hidrogen peroksida
Pada umumnya, bahan kimia di laboratorium bersifat racun. Oleh karena itu, penggunaannya dalam praktikum harus sesuai dengan petunjuk dan arahan dari guru atau petugas laboratorium. Hindarkan kontak langsung dengan bahan kimia.
Jangan mengambil langsung bahan kimia dengan tangan, tetapi gunakan alat yang tersedia, misalnya pipet untuk zat cair dan sendok (spatula) untuk zat padat. Jangan membaui bahan kimia secara langsung apalagi mencicipi bahan kimia tersebut.
Tata Tertib Praktikum dan Bekerja di Laboratorium Kimia
Untuk menjaga keselamatan kerja di laboratorium kimia, maka perlu diperhatikan tata tertib dan kehati-hatian ketika bekerja di laboratorium. Untuk itu, beberapa hal berikut perlu dijadikan perhatian:
- Membaca petunjuk praktikum atau merencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum.
- Menggunakan peralatan kerja (kacamata, jas praktikum, sarung tangan, dan sepatu tertutup).
- Bagi wanita yang berambut panjang, diharuskan mengikat rambutnya.
- Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
- Menjaga kebersihan meja praktikum dan lingkungan laboratorium.
- Membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama sehabis praktikum.
- Apabila kulit terkena bahan kimia, jangan digaruk agar tidak menyebar.
- Pastikan bahwa kran gas tidak bocor sewaktu hendak menggunakan bunsen.
- Pastikan bahwa kran air selalu dalam keadaan tertutup sebelum dan sesudah melakukan praktikum.
Catatan Penting:
Jika terkena bahan kimia, maka bersikaplah tenang dan jangan panik. Langkah yang harus diambil adalah meminta bantuan guru, petugas laboratorium, atau teman yang ada di dekat Anda. Segera bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan air bersih dan jangan menggaruk kulit yang terkena bahan kimia.
Demikian ulasan mengenai Tata Tertib Bekerja di Laboratorium Kimia mulai dari pengenalan Alat dan bahan kimia sampai dengan tata tertib yang harus dipatuhi dan dipahami sebelum melakukan praktikum di Laboratorium.