Sifat-sifat Fisika dan Kimia Senyawa Organik
Sifat-sifat Fisika dan Kimia Senyawa Organik - Senyawa organik memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang khas dan membedakannya dari senyawa anorganik. Berikut penjelasannya secara rinci:
Sifat-sifat Fisika dan Kimia Senyawa Organik |
Sifat-sifat Fisika Senyawa Organik:
- Titik Didih dan Titik Leleh: Umumnya, senyawa organik
memiliki titik didih dan titik leleh yang relatif rendah dibandingkan
senyawa anorganik. Hal ini disebabkan oleh ikatan antar molekulnya yang
umumnya lemah (gaya Van der Waals, gaya dipol-dipol, dan ikatan hidrogen
yang relatif lemah). Semakin besar massa molekul relatif (Mr) senyawa,
semakin tinggi titik didihnya.
- Kelarutan: Sebagian besar senyawa organik
tidak larut dalam air (pelarut polar), tetapi larut dalam pelarut organik
(pelarut nonpolar) seperti eter, benzena, dan kloroform. Prinsip
"like dissolves like" berlaku di sini, yaitu pelarut polar akan
melarutkan senyawa polar dan pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa
nonpolar. Senyawa organik yang memiliki gugus fungsi polar (seperti -OH
pada alkohol atau -COOH pada asam karboksilat) dapat larut dalam air
karena dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air.
- Wujud: Senyawa organik dapat berwujud
padat, cair, atau gas pada suhu kamar, tergantung pada ukuran molekul dan
kekuatan gaya antar molekulnya. Senyawa dengan Mr rendah umumnya berwujud
gas atau cair, sedangkan senyawa dengan Mr tinggi umumnya berwujud padat.
- Bau: Banyak senyawa organik
memiliki bau yang khas, seperti aroma buah-buahan (ester), bau alkohol,
atau bau bensin.
- Kekerasan: Senyawa organik umumnya lunak
dan mudah hancur, berbeda dengan senyawa anorganik yang seringkali keras
dan kristalin.
- Mudah Menguap (Volatil): Beberapa senyawa organik,
terutama yang berwujud cair dengan Mr rendah, mudah menguap.
Sifat-sifat Kimia Senyawa Organik:
- Mudah Terbakar: Sebagian besar senyawa organik
mudah terbakar karena mengandung unsur karbon dan hidrogen yang bereaksi
dengan oksigen menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Reaksi
pembakaran ini melepaskan energi dalam bentuk panas.
- Membentuk Rantai Karbon: Atom karbon memiliki kemampuan
unik untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom karbon lainnya, membentuk
rantai karbon yang panjang dan beragam (rantai lurus, bercabang, dan
siklik). Kemampuan ini merupakan dasar dari keragaman senyawa organik.
- Isomeri: Senyawa organik dapat memiliki
isomer, yaitu senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul yang sama tetapi
struktur dan sifat yang berbeda. Isomer dapat berupa isomer struktur
(perbedaan urutan atom) atau isomer ruang (perbedaan susunan atom dalam
ruang).
- Reaksi Kimia: Senyawa organik mengalami berbagai jenis reaksi kimia, antara lain:
- Reaksi Adisi: Pemutusan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan penambahan atom atau gugus atom. Contoh: adisi alkena dengan halogen.
- Reaksi Substitusi: Penggantian atom atau gugus
atom dengan atom atau gugus atom lain. Contoh: halogenasi alkana.
- Reaksi Eliminasi: Penghilangan atom atau gugus
atom dari molekul, membentuk ikatan rangkap. Contoh: dehidrasi alkohol.
- Reaksi Esterifikasi: Reaksi antara alkohol dan
asam karboksilat membentuk ester dan air.
- Reaksi Polimerisasi: Penggabungan molekul-molekul
kecil (monomer) menjadi molekul besar (polimer).
- Kereaktifan: Kereaktifan senyawa organik
sangat dipengaruhi oleh gugus fungsi yang dimilikinya. Gugus fungsi adalah
bagian molekul yang menentukan sifat kimia senyawa.
Perbedaan Utama dengan Senyawa Anorganik:
Beberapa perbedaan uatama dari kedua senyawa tersebut. Terlepas dari itu, kedua senyawa memiliki tata nama. Sahabat bisa memahaminya lebih detail melalui penjelasan Tata Nama Senyawa Organik dan Senyawa Anorganik.
Dengan memahami sifat-sifat fisika dan kimia senyawa organik, kita dapat mempelajari dan memanfaatkan senyawa-senyawa ini dalam berbagai bidang, seperti industri, kesehatan, dan pertanian.